Senin, 22 Agustus 2016

KHALIFAH UMAR BIN KHOTHTHOB (bagian 1)


UMAR BIN KHOTHTHOB (bagian 1)
Silsilah Keluarga Umar bin Khattab – Pra Islam
Silsilah Keluarga
Tanggal pasti kelahiran Umar tidak diketahui. Menurut berbagai pendapat disebutkan bahwa Umar lahir di Mekkah sekitar 580 Masehi Dia lebih muda dari Nabi Muhammad yaitu sekitar sepuluh tahun.
Umar adalah keturunan suku Adi dari Quraisy. Itu adalah salah satu dari sepuluh suku dari Quraisy yang berada di Mekkah.




Silsilah Umar bin Khattab dari Ayah
Nasab Umar adalah: Umar bin Khattab; bin Nufail; bin Abul Uzza; bin Riza; bin ribah; bin Qurat; bin Adi; bin Ka'b.
Nasab Nabi Muhammad adalah: Muhammad (SAW) bin Abdullah; bin Abdul Muthalib; bin Hashim; bin Abd Munaf; bin Qussay; bin Kulab; bin Ka'b.
Dalam hubungan Abu Bakar dan Nabi, Pertemuan nasab di tingkat kedelapan nenek moyang mereka. Sedangkan Nabi dan Umar, Ka'b di tingkat kesembilan adalah nenek moyang mereka.
Di antara nenek moyang Umar, Adi menjadi terkenal sebagai diplomat, dan menjadi dikenal setelahnya. Setiap kali Quraisy bernegosiasi harus bersama dengan suku lainnya, Adi mewakili kepentingan Quraisy sebagai duta. Bahkan dalam kasus sengketa antara Quraish sendiri, Adi bertindak sebagai penengah. Setelah kematian Adi dua rumah perundingan dan posisi Penengah dilanjutkan kepada keturunannya.
Kakek Umar Nufail menjadi penengah dalam sengketa antara Abdul Muthalib, kakek Nabi dan Harab bin Umayyah dalam kasus perwalian untuk Ka'bah. Nufail memberi putusan yang mendukung Abdul Muthalib. Menghadapi Harab bin Umayyah ia berkata:
"Mengapa Anda memilih bertengkar dengan orang yang lebih tinggi dari Anda posisinya; yang lebih mengesankan daripada Anda dalam penampilan, lebih halus daripada Anda dalam intelektual; yang keturunan Anda kalah jumlahnya dan yang kemurahan hati mengalahkan Anda dalam kemashyurannya, bagaimanapun, menafsirkan ini adalah penghinaan untuk sifat baik Anda yang saya sangat menghargainya. Anda lemah lembut bagaikan anak domba, Anda terkenal di seluruh Saudi dengan nada nyaring suara Anda, dan Anda adalah aset bagi suku Anda. "

KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ


ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu ‘Anhu
Nama Abu Bakar ash-Shiddiq yang sesungguhnya adalah Abdullah bin Abu Quhafah – Usman – bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam.
Dan ibunya adalah Ummu al-Khair binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah.
Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq dijuluki Atiq, karena wajahnya yang cakep dan gagah (sebagaimana hal itu dikatakan oleh Ibnu Ma’in, al-Laits bin Sa’ad dan juga oleh putrinya Aisyah radhiallahu ‘anhum). Imam Thabari menyebutkan dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.
Mus’ab bin az-Zubair berkata, ‘Segenap ummah telah ijma’ tentang gelar yang diberikan kepada beliau radhiallahu ‘anhu dengan ‘Ash-Shiddiq’ adalah karena beliau selalu membenarkan apa yang diberitakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’.
Kelahiran dan Pertumbuhan Beliau
Beliau dilahirkan dua tahun beberapa bulan setelah lahirnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tumbuh di kota Makkah, dan beliau tidak meninggalkan kota tempat tinggalnya kecuali untuk tujuan berdagang. Beliau adalah penghulu suku Quraisy, dan ahlu syura diantara mereka pada zaman jahiliyah.
Dan beliau juga terkenal sebagai orang yang meninggalkan khomr pada masa jahiliyah, ketika beliau ditanya :’Apaka engkau pernah meminum khomr dimasa jahiliyah ? beliau menjawab : A’udzubillah (aku berlindung kepada Allah), kemudian beliau ditanya lagi, ‘Kenapa?’ , beliau menjawab : aku menjaga dan memelihara muru’ahku (kehormatanku), apabila aku minum khomr maka hal itu akan menghilangkan kehormatan dan muru’ahku. (lihat : Tarikh al-Khulafa’, hal: 32)

Rabu, 08 Juni 2016

LUAR BIASA…!!! INILAH 11 PERISTIWA TERHEBAT BERSEJARAH ISLAM DI BULAN RAMADHAN.




Bulan Ramadhan tidak sebatas sebagai bulan suci bagi umat Muslim. Dalam sejarah Islam, sejumlah peristiwa besar yang sangat menentukan dan bermakna bagi umat Muslim terjadi di bulan ini. Sedikitnya, ada 11 peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam, baik klasik ataupun modern. Apa sajakah peristiwa-peristiwa tersebut?


Selasa, 07 Juni 2016

DAHSYATNYA DO’A DI BULAN RAMADHAN




Ramadhan 1437 H Hari Ke-3

Sejarah emas Islam mencatat bahwasanya kemenangan terbesar umat ini pada Perang Badr terjadi di bulan Ramadhan, tepatnya 2 tahun setelah hijrah. Dan itu tentu saja tidak lepas dari sebab munajat dan do’a kepada Rabbul ‘Aalamiin. Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu mengisahkan:  

Minggu, 05 Juni 2016

NASEHAT DI BULAN RAMADHAN, HARI KE-1 --- DIALOG HATI - TENTANG KITA ---



RAMADHAN HARI KE-1
DIALOG HATI
"TENTANG KITA"
Dirimu adalah dunia yang unik...
Saat engkau mencintai seseorang, maka engkau memandang orang itu bak seorang raja. Namun saat engkau membencinya, maka pandangan itu berubah, dari yang tadinya seperti seorang raja menjadi sosok syaithan yang menjijikkan.
Engkau mengira dunia berubah...

PERMAINAN ANAK ISLAMI DAN PERMAINAN ANAK SOLEH.... KARTU BERMAIN ANAK MUSLIM...




mainan anak soleh, mainan anak muslim, permainan anak soleh, permainan anak muslim,
mainan islami, permainan islami, mainan anak islami, permainan anak islami, mainan edukasi,
permainan edukasi, mainan mendidik, permainan mendidik, kartu mainan, kartu mainan islami,
kartu mainan anak islam, kartu mainan anak soleh, kartu anak soleh, kartu anak muslim,
kartu bermain anak muslim.

KHUTBAH RASULULLAH SAW MENYAMBUT RAMADHAN



Diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dari salah seorang sahabat Salman al Farisi ra dalam kitab Sahih-nya, bahwa menjelang datangnya bulan Ramadhan Rasulullah Saw menyampaikan sebuah pidato (khutbah) kepada kaum Muslimin. Seperti biasa, khutbah Rasulullah Saw singkat tetapi menyentuh hati. Nabi menyampaikan pesan keutamaan dan keagungan bulan Ramadhan dan pesan moral lainnya. Menurut Salman al Farisi, khutbah ini disampaikan Rasulullah Saw dihadapan kaum Muslimin pada hari akhir di bulan Sya’ban.